Friday, January 16, 2009

Sahabatku...Dengarlah!

Apabila kau ingin berteman

janganlah kerana kelebihannya

kerna bisa jadi dengan satu kelemahan

kau menjauhinya


andai kau ingin berteman

janganlah kerana kebaikannya

kerana mungkin dengan satu keburukan

kau akan membencinya


Andai kau ingin sahabat yang satu

janganlah kerana ilmunya

kerana apabila dia buntu

kau mungkin akan memfitnahnya


Andai kau ingin seorang teman

jangan kerana sifat cerianya

kerana andai dia tidak pandai menceriakan

kau mungkin akan menyalahkan nya


Andai kau ingin bersahabat

terimalah dia seadanya

kerana dia seorang sahabat

yang hanya manusia biasa

jangan diharapkan sempurna

kerana kau juga tidak sempurna

tiada yang biasa-biasa

menjadi sesuatu yang sempurna

tapi bersahabatlah kerana Allah

bersahabatlah kerana aqidah islam

bersahabatlah kerana kita saudara fillah

yang sama-sama dinaungi islam


Allah telah berpesan innamal mu'minunal ikhwah

sungguh jelas pesanan

kita semua saudara sedarah


jadi sahabatku

bersahabatlah kerana Allah

kerana engkau dan aku

hanya lah seorang 'abdullah


'abdullah itu sahabatku

tidak punya apa-apa

kecuali yang satu

iaitu Allah yang esa

maafkanlah kesilapannya

kerana kau juga banyak silapnya

raikanlah kelebihannya

dia raikan kelebihanmu terlalu acap

berlapang dadalah sahabat

kerana itu serendah ukhuwah

berkorbanlah sahabat

kerana itu setinggi ukhuwah


marilah sahabat

marilah temanku

kita pupuk persaudaraan bersama

persaudaraan kerana Ar-Rahmaan dan Ar-Raheem

supaya kita bersama ke syurganya

itulah setinggi harapan

bersama bersua di syurga indah

moga dikabulkan doa ini...


amiiiiiiiinnnnn.................................



~ana al-faqeerah ilallah~


Apakah KAU Pejuang?????



Pejuang, Apakah Engkau Berjuang?



Benarkah engkau seorang pejuang?


Mengaku diri sebagai pejuang, sebagai jundullah, sebagai aktivis, namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak mencerminkan hal itu. Mengaku diri sebagai mujahid, namun niat ternoda oleh selain-Nya. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sindir di dalam Al Qur’an,


“Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan ‘kami beriman’ sedang mereka tidak di uji lagi?” (QS. Al Ankaabut: 2-3)


Sang Pejuang Sejati

Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri, apakah kita memang sudah benar-benar menjadi pejuang di jalan-Nya atau jangan-jangan, baru sebatas khayalan dan angan-angan kosong belaka. Inginkan syurga, tetapi tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa.


“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. 3:142).


Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan hukum ekonomi kapitalis, “Mendapatkan output yang sebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input yang seminimal mungkin.”

Aduhai., sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara yang sangat besar. Dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi itu, sangat mahal harganya. Rasulullah SAW bersabda,


“Generasi awal sukses karena zuhud dan teguhnya keyakinan,sedang ummat terakhir hancur karena kikir dan banyak berangan muluk kepada Allah.”


Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan, gemuruh di dalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang. Tetapi sayang, ternyata hanya tersimpan di dalam dada dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhirnya lantunan nasyid. Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata.

Demi Allah., keimanan bukanlah dilihat dari yang paling keras teriakan takbirnya, bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah, dan bukan pula dari yang paling ekspresif menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina. Bukan pula dari yang paling banyak simbol-simbol keagamaannya. Karena itu semua hanya sesaat. Sesungguhnya keistiqomahan dalam berjuang, itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya. Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan mengibarkan panji Illahi Rabbi. Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur’an. Teguh pendirian. Tak kenal henti. Hingga terminal akhir, syurga. Sabda Nabi S.A.W dalam riwayat Ad-Dailami



"Iman itu bukanlah angan-angan dan juga bukan perhiasan: tetapi iman adalah sesuatu yang menetap dihati, dan dibenarkan dengan 'amal"


Demikianlah keimanan yang sebenarnya!!!



Pengorbanan

Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda’wah, sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan? Padahal para nabi tidaklah menjadikan da’wah ini hanya sekedarnya saja, tetapi sebagaimana dicantumkan dalam Surat Nuh ayat 5,


“….Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam.”


Juga dalam surat Al Muzzamil,

“Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah.”


Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq. Para Nabi memperuntukkan waktu primanya untuk malakukan dakwah ilallah. Namun realiti yang kita lihat hari ini sunggu menyedihkan. Para pengamban misi dakwah, yang lantang mengatakan hidup matinya kerana Allah, hanya memperuntukkan sisa waktunya untuk menjalankan tugas dakwah. Astaghfirullah.



Merasa diri sebagai Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton sinetron-sinetron cinta dan acara gosip, mendengar lagu-lagu cinta, berghibah, perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga? Sangatlah jauh. bagaikan pungguk merindukan rembulan.


Alangkah berbedanya realiti hari ini dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush’ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan.


Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya syurga dan neraka. Ada amanah da’wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak bercanda? Imam Syahid Hasan Al Banna memasukkan “keseriusan” atau tidak banyak bergurau sebagai bahagian dari 10 wasiatnya.

Dan dikisahkan pula bahwa Sholahuddin Al Ayyubi tak pernah tertawa karena Palestin masih belum terbebaskan!!!

Keringnya suasana ruhiyah di lingkungan kita, bisa jadi karena di antara kita -saat di luar halaqah- jarang saling bertaushiyah tentang hari akhir. Bahkan sungguh aneh, dapat tertawa dan tidak menyimak ketika Al Qur’an dibacakan di dalam pembukaan ta’lim. Atau saat kaset murottal diputar, mengobrol tak mengindahkan. Yang mengindikasikan bahwa Al Qur’an itu baru sampai di tenggorokan saja.


“Akan tiba suatu masa dalam ummat ketika orang membaca Al Qur’an, namun hanya sebatas tenggorokannya saja (tidak masuk ke dalam hatinya).” (HR. Muslim).


Dimanakah air mata keimanan? Ya Rabbi., ampunilah kelemahan kami dalam menggusung panji-Mu....


Kederisasi generasi sebaiknya tidak melulu tentang pergerakan dan mengabaikan aspek keimanan. Keimanan harus senantiasa dihembuskan dimana saja karena ia adalah motor penggerak yang hakiki. Iman adalah akar.

20 Muwashofat Sang Pejuang

Berikut dilampirkan muwasofat nagi seorang pejuang. Setidaknya, sebagai seorang yang mengaku diri sebagai pengemban misi dakwah harus ada 20 kriteria yang harus dimiliki, yang disarikan dari Al Qur’an dan hadits, yaitu :



1. Aqidahnya bersih (saliimul ‘aqiidah)

2. Akhlaknya solid (Matiinul khuluqi)

3. Ibadahnya benar (Shohiihul I’baadah)

4. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi)

5. Pikirannya intelek (Mutsaqqoful fikri)

6. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi)

7. Mampu berusaha mencari nafkah (Qaadiirun ‘alal kasbi)

8. Efisien dalam memanfaatkan waktu (Hariisun ‘alal waqti)

9. Bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi)

10. Selalu menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun ‘anisy syubuhat)

11. Senantiasa menjaga dan memelihara lisan (Hifdzul lisaan)

12. Selalu istiqomah dalam kebenaran (istiqoomatun filhaqqi)

13. Senantiasa menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan (Gaddhul bashor wahifdul hurumat)

14. Lemah lembut dan suka memaafkan (Latiifun wahubbul ‘afwi)

15. Benar, jujur dan tegas (Al Haq, Al-amanah-wasyja’ ah)

16. Selalu yakin dalam tindakan (Mutayaqqinun fil’amal)

17. Rendah hati (Tawadhu’)

18. Berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’)

19. Senantiasa siap menolong (Mutanaashirun lighoirihi)

20. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir (Asysyidda’u ‘alal kuffar)

Penutup
Menjadi pejuang, hendaknya bukanlah angan-angan kita sahaja. Menjadi pejuang, memiliki kriteria (muwashofat) yang harus di penuhi dan terpenuhi. Jangan sampai kita terkena hadits ini,


“Akan datang suatu masa untuk ummatku ketika tidak lagi tersisa dari Al Qur’an kecuali mushafnya dan tidak tersisa Islam kecuali namanya dan mereka tetap saja menyebut diri mereka dengan nama ini meskipun mereka adalah orang yang terjauh darinya.” (Ibnu Babuya, Tsawab ul-A mal).


Pejuang di jalan-Nya hendaknya bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Alangkah ruginya bila kita menganggap diri sebagai pejuang, padahal dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita tak ada apa-apanya. Maka, bersama-sama kita memuhasabahi diri, agar cinta kita kepada-Nya bukan hanya angan semata, agar cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Karena pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu. Cinta sejati, tidak hanya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar sang kekasih percaya bahwa kita mencintainya. Kita mencintai-Nya dan Dia pun mencintai kita.


“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. .” (QS. Al Maidah : 54 - 56).



sumber: http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=234
_____________________________________


"barangsiapa meyerahkan diri kepada ALLAH dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala disisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak mereka bersedih hati"
(2:112)

Nahnu dua'at qabla kulli syai'
~ana Al-faqeerah ilallah~



Just For You Allah


Wardatulislam


Dengan namamu Ya Allah.....


















Bismillahirrahmannirraheem

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa bihi nasta'in, wassolatu wassalamu ‘ala rasulillahi wal mursalin wa’ala alihi wassahbihi ajma’een…


Alhamdulillah…nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh…wa na’udzubillahi min syururi anffusina… wa min sayyi aati ‘ama lina… man yahdihillahu fala mudillalah... wa man yudhlilillahi fala hadiyalah… astaghfirullahal ‘adzim… alladzi la ilaha illahuwal hayyu qayyumu wa atubu ilaih…



Maha suci Allah!!! Tuhan yang kebesarannya tiada tandingan. Tuhan yang kekuasaannya dan kerajaannya tiada daya untuk kita menggambarkan hebatnya. Tuhan yang maha penyayang, yang pengampunannya seluas langit dan bumi malah lebih lagi dari itu.



Kehebatan demi kehebatan telah ia tunjukkan pada makhluk bernama manusia. Namun, pengetahuan itu telah menyesatkan manusia. Ilmu yang diperolehi malah lebih menjauhkan sang ciptaan dari penciptanya. Ilmu itu telah menjadi musuh dalam selimut. Yang membangkitkan kedengkian pada yang memilikinya dan yang merobek keyakinan pada yang maha kuasa. Ya Allah, benar sungguh firmanmu…


وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ

….dan tidaklah berselisih orang-orang yang telah sampai padanya kitab kecuali setelah datang kepada mereka ‘ilmu kerana kedengkian diantara mereka…

(QS3:19)


Ya Allah hamba-hambamu kian dzolim terhadap diri mereka. Tiang-tiang agamamu telah banyak yang roboh. Dek kerana lemahnya iman. Jentikan nafsu sahaja berjaya menumbangkan tembok keyakinan yang selama ini dipertahankan.



Ya Allah, ujian ini terasa amat berat. Berat sekali sehingga tidak kami sedari akan datangnya. Datangnya merobek iman kami. Datangnya meracuni keyakinan kami. Kami berlindung dengan kekuasaanmu Ya Allah. Selamatkan kami dari fitnah ini. Kami sangka kami telah melakukan pembaikan. Tapi sebenarnya kerosakan yang kami tambahkan. Kami ditindas, kami dihina. Aku menyedari ini balasan kerana rapuhnya iman.



Amat dzalim kami ini. Amat melampau kami ini. Sering meminta tanpa berbuat apa-apa. Tidak pernah bersyukur dengan nikmat yang telah kau berikan. Kami kini dicampak ke lembah kehinaan.



…..فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan????

(QS55:13)


Kami menjadi hina kerana mendustakan nikmatmu Allah. Nikmatmu yang melimpah. Apabila datang kebaikan, kami menjadi takbur, bongkak, ujub dan riak. Kami sangka datangnya semua itu atas daya usaha kami sendiri. Dan apabila datang keburukan, kami mengatakan tuhan mahu menghukum kami. Ya Allah, sombongnya hambamu yang tidak punya apa-apa ini.



رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Ya tuhan kami, jangan engkau hokum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya tuhan kami, jangan kau bebani keatas kami dengan beban sepertimana yang telah dibebankan keatas mereka sebelum kami. Ya tuhan kami, janganlah kau pikulkan kepada kami apa yang tidak mampu kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunkanlah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir

(QS2:286)


Wahai tuhan sekalian ‘alam. Jikalau kami lupa engkau ingatkanlah. Jika kami lemah engkau kuatkanlah. Kau tariklah kembali fitnah yang telah menimpa diri kami ini. Sesungguhnya kami ini amat jahil dan lemah. Tanpamu, kami tidak punya apa-apa. Kami tidak punya Harta untuk melawan mereka. Tapi kami yakin, dengan kekuatan iman dan ukhuwah mereka pasti akan dapat dikalahkan. Akan kami pastikan namamu diagungkan semula dan akan kami tegakkan didalam diri kami daulahmu dengan konkrit iman dan moga dengan itu akan tertegak kembali daulah dimuka bumi. Ini kerana kami yakin dengan janjimu. Seperti yang telahkau katakan pada Nabimu Ibrahim, seperti yang telah kau semadikan dalam mu’jizat kekasihmu Muhammad.



قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Berkata (Allah), “sesungguhnya aku jadikan kau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia”. Berkata Ibrahim “ dan anak cucu kami juga???”. Berkata (Allah) “tidak berlaku janjiku ini atas orang-orang yang dzalim”

(QS2:124)


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Ya tuhan kami, janganlah kau condongkan hati kami pada kesesatan setelah kau berikan petunjuk (hidayah) kepada kami dan kurniakanlah bagi kami rahmat dari sisimu. Sesungguhnya engkaulah maha pemberi.

(QS3:8)


Ya Ayyuhal ikhwah…. Wahai saudara-saudaraku… Ayuh bangkit!!! Ayuh bangkit!!! Siapkanlah segala kelengkapan dari segala apa yang kita miliki. Kekufuran perlu kita tawan kembali. Kajahilan perlu kita tewaskan kembali. Dengan cinta hakiki pada ilahi, islam pasti kan bangkit kembali.


Mengharungi samudera kehidupan ini, kita ibarat para pengembara, seorang musafir. Kerana kita adalah musafir didunia ini, maka berlagaklah seperti seorang musafir. Tidak mempunyai apa-apa selain bekalan yang diperlukan untuk samapi ke destinasi berikutnya. Hidup ini adalah perjuangan dan kita tidak punya waktu untuk berpangku tangan. Amanah untuk kita laksanakan lebih banyak dari masa yang kita miliki. Jangan lokek apa yang kita miliki kerana ia bukan milik kita. korbankanlah ia untuk Allah kerana itulah perdagangan yang terbaik. Setiap titis peluh dan juga darah, takkan sirna ditelan masa. Segores luka dijalan Allah, akan menjadi saksi perjuangan.


Allahu Ghayatuna! Ar-Rasul qudwatuna! Al-Quran dusturuna! Al-jihadu sabiluna! wal mautu fisabilillah asma’ amaneena!!!


Adakah kau lupa islam pernah berjaya????? Adakah kau lupa kita pernah berjaya??? YAKINLAH!!! Janganlah kita menyesal kerana tidak dapat ikut serta dalam kebangkitan islam nanti. Berilah pengorbanan dari segala apa yang kau miliki. Allah itu maha tahu niatmu. Moga Allah memberkati.


Kullu du'at qabla kulli syai!!!

~Ana Al-Faqeerah ilallah~